Pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia didorong aktivitas ekonomi. Namun, ada hal yang sempat terabaikan yaitu dampak kepada lingkungan. Dahulu kegiatan ekonomi berlangsung tanpa memperhatikan dampak lingkungan, mulai dari hasil awal produksi hingga hasil akhir dari produk atau jasa.
Seiring berjalannya waktu, muncul kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, munculah inisiatif kegiatan ekonomi berwawasan lingkungan. Baik perusahaan, masyarakat, institusi, dan praktisi berkomitmen menjaga lingkungan. Namun, untuk menjaga lingkungan belum standar yang pasti. Di setiap perusahaan memiliki cara masing-masing untuk upaya menjaga lingkungan.
Setelah sebelumnya HSCA Tollkit versi 1 sebelumnya pertama kali sudah diperkenalkan pada April 2015. Kini pada 3 Mei 2017 resmi diperkenalkan HSCA Tollkit versi 2 di Bali.
Dr. Petra Meekers dan Grant Rosoman (HSC Approach Steering Group) menyampaikan penyempurnaan metodologi meminimalisir deforestisasi (pembabatan hutan alam tropis) yang berdampak pada perubahan iklim.
HSCA Tollkit versi 2 sudah disesuaikan, bahkan petani bisa turut bersama menjaga lingkungan. HCSA Toolkit versi 2 bisa didapatkan dalam edisi digital, disesuaikan dengan kebutuhan. HCSA Tollkit versi 2 terdiri atas tujuh modul yang bisa diunduh di website High Carbon Stock.
Dr. Kindy Rinaldy Syahrir (Deputi Direktur Pendanaan Iklim dan Kebijakan Internasioanal, Kementerian Keuangan RI) menyampaikan kembali komitmen Indonesia tentang perubahan iklim.
Mengingat Presiden Joko Widodo pada Paris Agrement, menyatakan komitmen menurunkan emisi karbon, pada tahun 2030 bisa turun hingga 29%. Pendanaan iklim di Indonesia tak bisa sepenuhnya bergantung pada pemerintah. Pemerintah berharap dukungan dari berbagai pihak.
HCS Approach Tollkit dalam pelaksanaannya diawasi oleh HSCA Approcah Steering Group. Ada empat Perwakilan dari HCSA Steering yang hadir, yaitu:
-Perpetua George, Wilmar International
-Petra Meekers, Musim Mas,
-Grant Rosonan, Co-Chair HSCA Steering Group
-Patrick Anderson, Forest People Programme
HCS Approach Group Streering menjelaskan lebih lanjut kerjasama dengan berbagai pihak dan sudah mendapatkan dukungan dari 100 negara.
HSCA Tollkit sebelumnya diimplementasikan di enam negara sejak tahun 2014. HSCA Tollkit sudah sukses bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan LSM, pada 10 juta hektar untuk mengidentifikasi hutan konservasi. Pada saat penggunaan pun ada identifikasi status hutan dan tanah, selain itu memerlukan persetujuan masyarakat lokal.
HSC Approach Tollkit sudah sukses diadopsi negara-negara di Afrika. Kini sukses di Asia, Malaysia sudah mengadopsi standar global HSC Approach. Di Indonesia Kaliamantan Tengah sudah mengadopsi HCS Approach. Daerah lainnya ada Sumatera Selatan, tengah mempelajari HSCA dengan adanya komitmen yuridiksi.
HCS Approach memberi panduan identifikasi hak atas tanah dan pembedayaan masyarakat. Masyarakat akan menerima insentif berupa: bantuan memasarkan hasil hutan dan investasi pupuk. Jika terjadi masalah akan ada mediasi oleh pihak ketiga, antara perusahaan dengan masyarakar sekitar. Pada akhirnya HCS Approah versi 2 menjadi upaya agar aktivitas ekonomi berjalan dengan berwawasan lingkungan.
Seiring berjalannya waktu, muncul kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, munculah inisiatif kegiatan ekonomi berwawasan lingkungan. Baik perusahaan, masyarakat, institusi, dan praktisi berkomitmen menjaga lingkungan. Namun, untuk menjaga lingkungan belum standar yang pasti. Di setiap perusahaan memiliki cara masing-masing untuk upaya menjaga lingkungan.
Hadirnya HCS Approach Versi 2.0 sebagai Panduan Berwawasan Lingkungan
Untuk itulah hadirlah High Carbon Stock Approach (HCSA) Tollkit. HSC adalah cara untuk mengelompokan area hutan konservasi dan hutan yang dapat diolah. Selain itu juga menjaga hak-hak dan mata pencaharian masyarakat dihormati. HCSA Tollkit menjadi standar panduan kegiatan ekonomi berwawasan lingkungan. Sehingga stok karbon dan keanekaragaman hayati terjaga.Setelah sebelumnya HSCA Tollkit versi 1 sebelumnya pertama kali sudah diperkenalkan pada April 2015. Kini pada 3 Mei 2017 resmi diperkenalkan HSCA Tollkit versi 2 di Bali.
HSCA Tollkit versi 2 sudah disesuaikan, bahkan petani bisa turut bersama menjaga lingkungan. HCSA Toolkit versi 2 bisa didapatkan dalam edisi digital, disesuaikan dengan kebutuhan. HCSA Tollkit versi 2 terdiri atas tujuh modul yang bisa diunduh di website High Carbon Stock.
Dr. Kindy Rinaldy Syahrir (Deputi Direktur Pendanaan Iklim dan Kebijakan Internasioanal, Kementerian Keuangan RI) menyampaikan kembali komitmen Indonesia tentang perubahan iklim.
Mengingat Presiden Joko Widodo pada Paris Agrement, menyatakan komitmen menurunkan emisi karbon, pada tahun 2030 bisa turun hingga 29%. Pendanaan iklim di Indonesia tak bisa sepenuhnya bergantung pada pemerintah. Pemerintah berharap dukungan dari berbagai pihak.
Kerjasama dan Penerapan HCS Approach Tollkit
HCS Approach Tollkit dalam pelaksanaannya diawasi oleh HSCA Approcah Steering Group. Ada empat Perwakilan dari HCSA Steering yang hadir, yaitu:
-Perpetua George, Wilmar International
-Petra Meekers, Musim Mas,
-Grant Rosonan, Co-Chair HSCA Steering Group
-Patrick Anderson, Forest People Programme
HCS Approach Group Streering menjelaskan lebih lanjut kerjasama dengan berbagai pihak dan sudah mendapatkan dukungan dari 100 negara.
HSCA Tollkit sebelumnya diimplementasikan di enam negara sejak tahun 2014. HSCA Tollkit sudah sukses bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan LSM, pada 10 juta hektar untuk mengidentifikasi hutan konservasi. Pada saat penggunaan pun ada identifikasi status hutan dan tanah, selain itu memerlukan persetujuan masyarakat lokal.
HSC Approach Tollkit sudah sukses diadopsi negara-negara di Afrika. Kini sukses di Asia, Malaysia sudah mengadopsi standar global HSC Approach. Di Indonesia Kaliamantan Tengah sudah mengadopsi HCS Approach. Daerah lainnya ada Sumatera Selatan, tengah mempelajari HSCA dengan adanya komitmen yuridiksi.
HCS Approach memberi panduan identifikasi hak atas tanah dan pembedayaan masyarakat. Masyarakat akan menerima insentif berupa: bantuan memasarkan hasil hutan dan investasi pupuk. Jika terjadi masalah akan ada mediasi oleh pihak ketiga, antara perusahaan dengan masyarakar sekitar. Pada akhirnya HCS Approah versi 2 menjadi upaya agar aktivitas ekonomi berjalan dengan berwawasan lingkungan.
Banyak banget emang ya kan yang cuma mikirin keuntungan ekonomi doang, tau-tau lingkungan udah rusak. Semoga makin banyak yang tergerak hatinya mempelajari dan mengadopsi HCSA ini ya ko. Khususnya para pengusaha yang usahanya berkaitan dengan lingkungan.
BalasHapusBentuk HCS Toolkitnya gimana Koh Gio? Kupenasaran. Apakah berbentuk alat atau aplikasi? Keren sekarang teknologi sudah mulai berpihak kepada lingkungan hidup.
BalasHapusSalut sama pihak-pihak yang masih concern sama lingkungan seperti HCSA ini. Semoga makin banyak yang sadar akan pentingnya lingkungan dimulai dari masing-masing pribadinya :)
BalasHapusSemoga dgn adanya panduan ini, lingkungan bs lbh terjaga ya. Perusahaan ga asal ekspansi, dan ga merusak lingkungan :)
BalasHapusNgomongin masalah lingkungan memang gak akan ada habisnya.
BalasHapusDengan pembangunan terus-menerus gak menutup kemungkinan beberapa puluh tahun ke depan Jawa ini sudah penuh sesak. Dan mau tidak mau, manusia akan berekpansi ke tanah seberang demi memenuhi hasrat ekonomi yang tak kenal batas.
oooh jd kalau urusan konservasi hutan itu jg ada aturannya yak, ada toolsnya, kirain cukup reboisasi aja..
BalasHapushmmm bagus sih tp jadi bisa tahu penanganan masing masing hutan di indonesia keddeoannya..apalagi disini rawan banget pembakaran hutan
ini app ya?
BalasHapusProgram sepenting ini sayang sekali, ya, kalaus sampai sosialisasinya kurang ke mereka yang berkecimpung di bidang lingkungan.
BalasHapusApa ada sosialisasi khusus?
Alam jg punya hak untuk dijaga ya. Mgkn nanti bs berkembang bkn hanya hutan tp lahan2 lain milik org supaya bs menghasilkan
BalasHapusProgam bagus ini. Biar alam tetap berkembang dan bermanfaat. Sudah disosialisasikan di mana saja ya?
BalasHapusJadi ini standarisasi yang ditetapkan di Eropa supaya hasil hutan Indonesia bisa di terimakah? wah..... makin banyak cara untuk menjaga lingkungan yah. semoga semua perusaan HTI bisa menerapkannya
BalasHapuskegiatan HCSA ini nanti apa aja ya koh?
BalasHapusLingkungan dan hutan memang perlu banget diperhatikan dan dijaga. Semoga dengan adanya HCSA dapat menurunkan emisi karbon di tahun-tahun mendatang.
Sebagai orang yang memiliki concern mengenai lingkungan dengan adanya hal ini semoga lingkungan menjadi lebih terjaga ya.
BalasHapussemoga ga hanya jadi slogan dan kampanye saja ya, seperti halnya dulu ada perdagangan karbon yang punya niat baik namun akhirnya batal dan kalah dari kepentingan pebisnis.
BalasHapusCakep nih program hsca yang akan melestarikan alam semoga saja program hsca terus berkembang dengan pesat
BalasHapus