Langsung ke konten utama

Menelusuri Keindahan "Senandung Ibu Pertiwi", Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan

Suatu siang saat saya membuka akun Facebook saya, tak sengaja saya melihat postingan video. Saya menonton video yang berisikan pemberitahuan, dalam rangka menyambut Kemerdekaan RI ke- 72 Kementerian Sekretariat Negara menyelengarakan Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan". Tahun ini pameran lukisan mengangkat tema "Senandung Ibu Pertiwi" berlangsung pada 2-30 Agustus 2017 pukul 10.00-20.00 di Galeri Nasional Indonesia.


Tentunya kesempatan yang sungguh langka, bagi rakyat jelata melihat lukisan koleksi di Istana Kepresidenan. Saya menyempatkan datang ke Galeri Nasional Indonesia, tempat berlangsungnya acara pameran. Jarum jam mendekati pukul 10.00 sudah nampak banyak pengunjung, menunggu pintu pendaftaran kunjungan dibuka. Tepat pukul 10.00 pintu dibuka oleh petugas, pengujung dipersilahkan mengambil nomor antrian (satu nomor antrian, maksimal untuk lima orang).


Setelah nomor antrian dipanggil, petugas mempersilahkan kami menitipkan barang bawaan di tempat yang disediakan dan mengisi data-data pengujung. Tangan kami diberikan cap dan diarahkan menuju ke pintu masuk pameran lukisan. Saat masuk dilakukan pemeriksanaan, hanya dompet dan handphone yang diijinkan untuk dibawa masuk. Untuk mengambil foto hanya diperkenankan dengan handphone tanpa blitz, memotret dengan kamera tidak diijinkan.


1. Menikmati Keindahan Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan

Saat melewati proses pemeriksaan, terlihat sebuah lukisan besar yang ternyata hanyalah tayangan dari LED proyektor. Ada beberapa koleksi lukisan di Istana Kepresidenantidak memungkinkan untuk dibawa karena ukuran yang besar dan lukisan yang rentan. Syukurlah ada 48 lukisan koleksi Istana Kepresidenan hasil karya 41 seniman yang dikurasi oleh tim kurator.

Mulai dari keragaman alam,
dinamika keseharian, tradisi dan identitas, serta khidmat dalam kepercayaan dan iman yang bisa dinikmati karyanya. Inilah karya-karya lukisan dari setiap tematik.

a. Keragaman Alam

Saya melanjutkan langkah kaki untuk menelusuri keindahan lukisan satu per satu dengan tematik pemandangan alam, tergambar kekayaan alam dan kebudayaan masyarakat Indonesia dalam tiga belas lukisan di ruangan pertama. Koleksi yang berasal dari Istana Negara, Istana Bogor, dan Istana Bogor yang digolongkan sebagai Hindia Molek.


Salah satu lukisan yang menarik perhatian saya, lukisan Pantai Flores karya Basoeksi Abdullah yang memiliki nilai sejarah. Potret keindahan Pantai Flores yang diabadikan Bung Karno saat menjalani hukuman pengasingan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Lukisan berkuran 120x 185 cm yang dibuat pada tahun 1942, dibuat dengan bahan cat minyak di atas kanvas. Lukisan lain yang tak kalah bagus seperti Senja di Daratan Mahat, Terang Bulan, Pemandangan di Sulawesi, dan lainnya.

b. Dinamika Keseharian

Langkah kaki saya lanjutnya menuju ke ruangan selanjutnya, terpampang koleksi lukisan tematik dinamika keseharian. Hasil karya lukisan yang dekat dengan keseharian kita dan penggambaran keindahan alam lewat pendekatan dekoratif.

Karya lukisan yang menarik perhatian adalah lukisan Pendjual Sate karya Lee Man Fong, dibuat pada tahun 1958 dengan bahan cat minyak pada hardboard. Tentunya penjual sate sampai saat ini masih sangat dengan kehidupan kita saat ini, tak terbayangkan hal sederhana diabadikan menjadi karya yang indah. Lukisan Pendjual Ayam karya Ries Mulder, dan lukisan Kerjintaan karya Sidin mengabadikan hal yang dekat kehidupan sehari-hari.

c. Tradisi dan Identitas

Indonesia tidak hanya dianugerahi kekayaan alam, tetap juga kekayaan budaya dalam bentuk tradisi dan identitas masyarakat di daerah tertentu. Seperti pakaian kebaya dan pakaian adat lainnya yang biasa dikenakan etnis perempuan Indonesia sebagai pakaian sehari-hari sejak tahun 1827 oleh Pemerintah Hindia Belanda kalai itu. Potret perempuan berkebaya bisa kita temukan dalam lukisan koleksi Istana Kepresidenan.


Beberapa lukisan yang menarik seperti lukisan Keluarga Tani karya Kosman (1962) yang mengabadikan potret perempuan berkebaya sedang menggendong bayi, ditemani suami yang serorang petani, dan dua anak lainya. Menanadakan kebaya sebagai identitas keseharian masyarakat lewat kebaya.

Selain itu ada lukisan Perempuan Berkebaya Kuning karya Sumardi (1964) terdapat potret perempuan sedang berdiri, berlatar belakang pantai dan langit biru yang seakan-akan bercerita identitas pakaian daerah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Mitologi dan Religi

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia tak lepas dari mitologi, kepercayaan masyarakat lokal lewat pewayangan dan mitos khususnya dari budaya Jawa. Hal ini menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan, tokoh-tokoh pewayangan terabadikan dalam potret lukisan. Seperti lukisan Gatotkaca dengan Anak-Anak Arjuna, Pergiwa-Pergieati karya Basorku Abdullah.


Mitologi kecantikan dan kuasa perempuan juga terabadikan dalam potret lukisan, seperti lukisan Nyai Roro Kidul karya Basoeki Abdullah (1955) yang menggambarjan sosok perempuan cantik yang merupakan penguasa pantai dan laut Selatan.


Potret lukisan dengan tema spiritualitas dan pengalaman religius terabadikan juga. Lewat lukisan Bertapa di Candi Tebing Bali Abad Kesebelas karya Walter Spies ( 1930) menggambarkan seseorang sedang bersemedi menyucikan diri di suatu tempat. Selain itu lukisan Kaligrafi karya Ahmad Sadali dan Subuh/Doa VII karya A.D Pitorus, menyajikan potret keagamaan umat Islam. Lewat potrer unsur kaligrafi dan potongan ayat-ayat Al-Quran.

e. Sejarah Koleksi Lukisan Istana Kepresidenan

Ternyata koleksi lukisan yang ada di istana kepresidenan sudah ada sebelum tahun 1945 oleh Presiden Seokarno. Pada era Presiden Soeharto berdiri Wisma Seni Indonesia yang menjadi cikal bakal Galeri Nasional Indonesia. Di era Presiden BJ Habibie Galeri Nasional Indonesia berdiri, pada era presiden Abdurrahman Wahid dimulai Pameran Nusantara di Galeri Nasional Indonesia.

Di era Presiden Megawati Soekarnoputri koleksi-koleksi benda seni di Istana Kepresidenan mulai dinventarisir. Di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono penilaian aset koleksi benda seni di Istana Kepresidenan oleh Direktorat Jendral Kekayaan Negara dan kini era Presiden Joko Widodo mulai dilakukan tradisi pameran seni rupa, koleksi Istana Kepresidenan.

2. Menjelajahi Keindahan Lukisan Lewat Media Teknologi

Usai melangkahkan kaki perlahan, seraya menikmati keindahan ragan lukisan karya seniman dengan nilai sejarah. Saya diberikan kesempatan untuk meninggalkan kesan di buku yang tersedia, tapi petualangan saya ternyata belum usai. Usai mengisi kesan dan pesan, saya melihat sebuah petunjuk yang memberikan kesempatan pada saya kembali menjelajahi keindahan lewat aplikasi. Tinggal mengunduh aplikasi Calibre Indonesia sebagai aplikasi museum guide dan tinggal mengarahkan kamera di handphone ke arah QR Code yang tersedia.



3. Mengajak Masyarakat Bertransaksi Non Tunai

Tak terasa perut saya mulai berbunyi. Saatnya untuk makan siang, ternyata ada area kantin di Galeri Nasional Indonesia. Sayapun bergegas menuju ke sana untuk menikmati makanan, pembayaran dapat dilakukan dengan kartu dari Bank Mandiri.




Jadinya tak perlu repot dengan uang kembalian dan harus membawa banyak uang, saat berkunjung di Galeri Nasional Indonesia. Selain itu jika ingin membeli minuman dingin, tersedia juga vending machine yang pembayarannya bisa dilakukan dengan kartu e-Money Mandiri. Ternyata acara pameran lukisan Istana Kepresidenan didukung juga oleh Bank Mandiri, jadi bisa belanja dan bayar secara non tunai.



4. Foto Instagramable di Galeri Nasional Indonesia

Ternyata di sisi belakang ruangan pameran, terdapat dinding dengan gambar mural. Di area depan Galera Nasional Indonesia juga ada tugu yang bagus dijadikan latar belakang foto. Sangat cocok untuk digunakan berfoto-foto dan berselfie.


Berakhirlah sudah perjalanan saya, menelusuri Galeri Nasional Indonesia untuk melihat keindahan lukisan koleksi Istana Kepresidenan. Tak lupa mengucapkan terima kasih pada Galeri Nasional Indonesia, Bekraf, Kemendikbud, Bekraf, Kemenpar dan Bank Mandiri untuk acara yang memberikan kesempatan bagi saya, menikmati keindahan lukisan koleksi Istana Kepresidenan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transfer Berbeda Bank, Tak Kunjung Sampai? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Proses transfer berbeda bank berapa lama ya? Pertanyaan yang kerap kali ditanyakan kepada saya. Terlebih bagi freelancer termasuk saya, momen menunggu pembayaran dari pemberi kerja adalah momen menegangkan. Kabar dari bagian keuangan perihal dimulai proses pembayaran, bagaikan menemukan oase di tengah padang gurun yang gersang. Namun, setelah ditunggu-tunggu seraya, memerika mutasi rekening. Kerapkali berujung pada di-PHP-in. Katanya sudah ditransfer, kok belum masuk juga ya? Jangan-jangan bagian keuangannya belum memproses. Perasaan menjadi gundah gulana dan galau, tagihan sudah "mengantri" untuk dibayarkan. Namun, apa daya saldo di rekening tabungan belum bertambah. Sampai suatu hari, saya mengujungi salah bank yang ada di Mal Kota Kasablanka. Untuk melakukan pencetakan buku tabungan. Saya masuk ke bank, satpam meminta saya mengambil nomor antrian. Saya duduk dan menunggu nomor dipanggil. Tiba saat nomor antrian saya dipanggil, saya menuju petugas teller. Saya se

Mencoba Kartu Flazz BCA JakLingko, Tarif Rp5.000 Transjakarta dalam Tiga Jam

Akhirnya tersedia juga kartu Flazz BCA edisi JakLingko. Untuk yang belum tahu, sistem JakLingko memberikan tarif penggunaan Transjakarta maksimal Rp5.000 dalam tiga jam. Selain Flazz BCA sebelumnya sudah tersedia kartu JakLingko kerjasama dengan bank lainnya. Kartu JakLingko Flazz BCA Selain dapat digunakan pada bus Transjakarta, kartu JakLingko dapat digunakan pada angkot atau mikrotrans di Jakarta. Tinggal tap in dan tap out pada alat tap.  Untuk mendapatkan kartu JakLingko Flazz BCA, saya menemukannya tersedia pada vending machine. Harga kartu Flazz BCA JakLingko sebesar Rp40ribu dengan isi saldo Rp15ribu. Pembayaran dapat dilakukan dengan scan QRIS dan uang tunai. Perjalanan saya dimulai dari Kota Tangerang menuju Jakarta menggunakan bus tujuan Poris-Bundaran Senayan. Durasi perjalanan berlangsung sekitar satu jam. Saya turun di halte Gelora Bung Karno, kemudian naik bus tujuan Kota dan turun di halte Bendungan Hilir. Perjalanan berlangsung sekitar sepuluh menit. Saat tap out dike

Apa Perbedaan Tahapan dan Tahapan Expresi?

Tahapan dan Tahapan BCA keduanya produk rekening Tabungan BCA. Namun apa saja perbedaan antara Tahapan dan Tahapan Expresi? Setelah saya mencari-cari informasi dari berbagai sumber, ini dia ternyata perbedaan rekening Tahapan dan Tahapan Expresi: 1. Setoran Awal Setoran awal Tahapan BCA minimal 500 ribu (lumayan besar ya) dan Tahapan Xpresi minimal 50 ribu ( ini lebih sesuai dengan kantong). 2. Jenis Kartu ATM yang Diberikan Kartu ATM Tahapan tersedia dalam 3 (tiga) pilihan, yaitu: Silver, Gold dan Platinum. Setiap kartu berbeda limit transaksinya. Kalau Tahapan Xpresi BCA kartu ATMnya terdiri dari berbagai pilihan multidesain dan juga bisa menggunakan foto pribadi. Kan seru nih kartu ATMnya ada foto sama teman, keluarga atau pacar (abaikan yang terakhir). Saat ini baru bisa pakai desain multidesain di cabang tertentu dan My BCA. Kalau pakai kartu ATM Tahapan Xpresi pernah mau pakai bayar di kasir supermarket dan kartunya ditolak. Katanya sih desain kartunya kok beda, setela