Sejak 11 Agustus 2014 PT Tranportasi Jakarta yang dikenal dengan bus Transjakata memberlakukan e-ticketing di koridor 1 Blok M-Kota dan 11 koridor utama lainnya. Hal mendukung kampanye lesscash society yang digalangkan Bank Indonesia. Dalam e-ticketing ada 6 bank yang bekerja sama yaitu: Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank DKI dan Bank Mega. Selama masa promosi 11-17 Agustus 2014 penumpang yang ingin membeli kartu prepaid bank hanya dengan harga 20ribu (biaya kartu digratiskan). Mulai 18 Agustus maka akan menjadi 40ribu (isi saldo 20ribu dan biaya kartu sebesar 20ribu).
Rencananya Januari 2015 semua koridor saat ini sudah menggunakan full e-ticketing, saat ini ada 2 koridor yang belum menerima pembayaran dengan e-ticketing seperti koridor 4 dan 6 karena belum adanya kerjasama dalam pengadaan gate e-ticketing. Dengan transaksi e-ticketing tentunya memudahkan pengguna tranportasi Transjakarta, tidak perlu mengantri membeli tiket kertas. Namun memang saat hari Selasa (12/08/14) penumpang masih ada yang belum tahu harus menggunakan kartu prepaid bank mitra.
Masih ada calon penumpang yang menyodorkan uang Rp 5.000 kepada petugas di loket, segera petugas memberi tahu bahwa harus membeli kartu prepaid bank seharga 20ribu dengan isi saldo 20ribu. Ada yang membeli, ada juga yang menolak dan beralih ke transportasi lain.
Mengenai pembelian kartu prepaid bank di loket saya melihat ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya, yaitu:
- Di halte besar petugas di loket menanyakan calon penumpang ingin membeli kartu apa? Ditanyakan nasabah bank apa? jika di halte kecil petugas biasanya memberikan kartu prepaid BCA yang dikenal dengan Flazz BCA.
-Persediaan kartu prepaid bank tertentu yang habis atau terlambat distribusinya. Di salah satu halte ada yang ingin membeli kartu prepaid Mandiri namun karena yang tersedia tinggal Flazz BCA. Mau tidak mau dibeli, agar bisa naik bus Transjakarta
- Antrian panjang di loket pembelian kartu prepaid bank yang mencapai 1 m (tangga menuju loket). Mungkin masih dalam tahap membiasakan dan belum banyak yang memiliki kartu prepaid. Semoga ke depannya tidak terjadi antrian pembelian kartu prepaid.
- Di halte besar petugas di loket menanyakan calon penumpang ingin membeli kartu apa? Ditanyakan nasabah bank apa? jika di halte kecil petugas biasanya memberikan kartu prepaid BCA yang dikenal dengan Flazz BCA.
-Persediaan kartu prepaid bank tertentu yang habis atau terlambat distribusinya. Di salah satu halte ada yang ingin membeli kartu prepaid Mandiri namun karena yang tersedia tinggal Flazz BCA. Mau tidak mau dibeli, agar bisa naik bus Transjakarta
- Antrian panjang di loket pembelian kartu prepaid bank yang mencapai 1 m (tangga menuju loket). Mungkin masih dalam tahap membiasakan dan belum banyak yang memiliki kartu prepaid. Semoga ke depannya tidak terjadi antrian pembelian kartu prepaid.
[UPDATE]
Setelah berjalan beberapa hari ternyata muncul kendala dari dilaksanakannya gerakan e-ticketing bus Trans Jakarta seperti
-Mati lampu di halte Transjakarta di Sarinah, Semanggi dan Harmoni. Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Pak Antonius Kosasih melalui akun twitter, meminta maaf kepada penumpang Transjakarta dan menjelaskan hal yang terjadi sebenarnya. Di halte Transjakarta tersedia UPS namun sudah tidak kuat sehingga terjadi mati lampu dan masyarakat tidak bisa melakukan tapping. Sebagai solusinya dijual tiket kertas yang dijual di loket sebagai upaya penyelesaian masalah mati lampu di halte Transjakarta.
-Mati lampu di halte Transjakarta di Sarinah, Semanggi dan Harmoni. Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Pak Antonius Kosasih melalui akun twitter, meminta maaf kepada penumpang Transjakarta dan menjelaskan hal yang terjadi sebenarnya. Di halte Transjakarta tersedia UPS namun sudah tidak kuat sehingga terjadi mati lampu dan masyarakat tidak bisa melakukan tapping. Sebagai solusinya dijual tiket kertas yang dijual di loket sebagai upaya penyelesaian masalah mati lampu di halte Transjakarta.
- Kurang sigapnya petugas dalam segera merespon dan mengambil tindakan saat terjadi mati lampu. Saya mengalami sendiri saat mati lampu di halte Harmoni, sudah terjadi antrian untuk tapping namun tidak bisa. Saya menyarankan kepada petugas agar dijual saja tiket kertas, daripada terjadi antrian panjang dan kerusuhan. Setelah penumpang sudah menumpuk dan penumpang mengeluh cenderung rusuh akhirnya petugas memberi tahu bisa membeli tiket kertas di loket. Saya segera berlari ke loket dan membeli tiket kertas dan segera masuk untuk menunggu blok ke arah Blok M.
Semoga ada perbaikan dan langkah antisipasi serta memberikan layanan yang lebih baik lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar