Di Sabtu pagi (27/09/2014) jam 9 pagi saya sampai di JCC. Saya "iseng" untuk berkeliling ada acara apa saja yang sedang berlangsung. Ternyata
ada Kompas Travel Fair, Nike Warehouse Sale, dan IFEF Kontan.
Di Nike Warehouse Sale, saya terkaget melihat antrian yang sangat
panjang untuk masuk ke area expo. Maklum diskon produk Nike 20-40% membuat
orang rela antri sejak pagi demi mendapatkan sepatu Nike diskon. Belum selesai
kaget saya saat berjalan melewati area tempat Kompas Travel Fair (yang
bersebelahan) antriannya tak kalah panjang karena adanya penawaran diskon
tiket berlibur dan paket tour ke destinasi wisata baik domestik maupun luar
negeri.
Saya telurusi ujung dari antrian
pengunjung Kompas Travel Fair sampai ke pintu masuk ruangan expo sebelah, yaitu
IFEF Kontan. IFEF Kontan adalah Expo dan Forum Investasi, masyarakat bisa
belajar dan membeli produk investasi. Saat mendekati pintu masuk IFEF Kontan
ternyata tidak ada antrian, terlihat sepi, kaget untuk ketiga kalinya.
Masyarakat Indonesia yang sebagian besar
kelas menengah Indonesia lebih antusias akan diskon sepatu branded dan tiket
liburan diskon dibandingkan keinginan berinvestasi. Ironi dan dilematis fakta
yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Mungkin inilah penyebab hanya
3% dari masyarakat yang semakin kaya. Saya tidak bermaksud berkata tidak boleh
beli sepatu branded diskon dan tiket liburan dikson. Namun saya memandang dari
sisi kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi (financial literaty)
Saat membeli sepatu branded ada rasa puas dan bahagia ketika
dipakai. Saat membeli tiket liburan, saat sudah berangkat dan menikmati liburan
ada rasa bahagia. Berbeda dengan investasi, saat ini tidak terasa rasa
puas dan bahagia saat itu juga namun saat memulai investasi secara rutin dan
mencapai tujuan keuangan seperti Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun, Dana
Menikah dan sebagainya. Ada rasa puas dan bahagia di masa depan yang tidak
terukur mencapai tujuan keuangan tanpa merepotkan orang lain. Ada rasa bahagia
karena milai investasi sudah naik berkali lipat dengan return yang cukup besar.
Mungkin inilah jawaban dari pertanyaan
"Mengapa 97% orang tetap miskin dan 3% makin kaya?" karena masyarakat
lebih rela mengeluarkan uang untuk membeli sepatu branded dan tiket liburan
daripada untuk berinvestasi. Padahal investasi bisa dimulai dari nominal
100ribu per bulan saja. Beli sepatu branded 1,5 juta dibela-belain berhutang
dan pakai cicilan. Ironi yang saya lihat antian masuk menuju diskonan sepatu
dan tiket liburan sangat panjang, di pintu masuk menuju IFEF bebas antrian
cenderung sepi.
Kenapa hanya 3% yang semakin kaya? Karena mereka berorintasi pada masa depan, bahwa dengan uang yang mereka miliki digunakan untuk hal yang memiliki return dan uangnya bertumbuh agar dapat mencapai tujuan keuangan. Berbeda dengan 97% yang memikirkan hanya masa kini tanpa berpikir masa depan. Dalam penggunaan uang memikirkan kesenangan saat ini tanpa berpikir mempersiapkan masa depan seperti dana pensiun, belum terpikir untuk berinvestasi. Boro-boro investasi, punya tabungan saja belum tentu punya.
Jadi, jadi golongan si 3% atau 97%. Sudahkan memiliki budget untuk berinvestasi secara rutin? Atau lebih banyak untuk berburu barang diskon dan membayar cicilannya?
Komentar
Posting Komentar