Pegadaian, salah satu perusahaan BUMN yang tidak asing di masyarakat. Pegadaian menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan uang dengan menggadaikan barang ke Pegadaian. Menjelang hari raya Idul Fitri biasanya antrian di Pegadaian lebih banyak dari biasanya.
Profil nasabah Pegadaian 80% adalah perempuan dan 66% berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga sebagai menteri keuangan dalam rumah tangga. Dengan jumlah outlet 4661 unit di seluruh Indonesia, baik outlet konvensional dan syariah. Namun ternyata kini Pegadaian bukan sekedar menggantungkan pada bisnis gadai.
Pegadaian sudah masuk ke bisnis lain di luar bisnis gadai, seperti pembiayaan mikro, investasi emas, pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor (KKB), jasa remitansi dan jasa pembayaran tagihan, dan jasa lab gemoligi. Pegadaian tak sekedar mengandalkan bisnis gadai, dengan berbagai pengembangan bisnis.
Terlebih saat ini sedang trend batu akik, Pegadaian memiliki jasa lab gemologi. Dengan jasa lab gemologi Pegadaian bisa memeriksa keaslian batu akik dan menerbitkan sertifikat keaslian. Tentu saja biaya pemeriksaan batu akik di lab Pegadaian terjangkau.
Pegadaian tak mau kalah dengan minimarket, Pegadaian menyediakan jasa pembayaran tagihan. Selain itu juga Pegadaian memiliki aplikasi Pegadaian Mobile, aplikasi ini masyarakat dapat ikut menjual pulsa, menjual voucher game online dan membayar tagihan bagi masyarakat yang menjadi mitra Pegadaian.
Yang terlebih menarik bagi saya adalah bisnis investasi emas dari Pegadaian. Pegadaian memiliki layanan di produk investasi emas, yaitu: arisan emas dan konsinyasi emas. Arisan seperti yang dilakukan namun yang menjadi berbeda, saat mengocok arisan yang didapatkan adalah emas bukan uang. Prosedurnya peserta arisan mendaftarkan diri dan menyetorkan sejumlah harga emas yang berlaku saat itu, dengan minimal peserta 6 orang bisa dengan uang muka hanya 10%.
Produk lain yang menarik dan baru saya ketahui adalah, produk konsinyasi emas ternyata sudah mendapatkan penghargaan BUMN Innovation Awards 2013. Skemanya emas yang kita beli di Pegadaian menjadi stok emas, yang kan dijual kembali oleh Pegadaian, jika ada orang lain yang ingin membeli emas. Saat itu juga emas kita laku, kita mendapatkan bagi hasil dari Pegadaian dan kita dibelikan kembali emas terbaru. Skema yang cukup menarik dan sepertinya menguntungkan ya.
Ternyata juga menurut bapak Damar, selaku GM bidang emas Pegadaian, "Harga buyback dari emas yang dibeli di Pegadaian sebesar 97%, sedikit lebih tinggi dibandingkan ANTAM sebesar 95%". Tentunya semua program dari Pegadaian diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BPK, BPKP dan DPS untuk produk syariah. Semoga saja BUMN lain juga bisa terus berinovasi lewat pengembangan produk-produknya seperti Pegadaian.
Profil nasabah Pegadaian 80% adalah perempuan dan 66% berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga sebagai menteri keuangan dalam rumah tangga. Dengan jumlah outlet 4661 unit di seluruh Indonesia, baik outlet konvensional dan syariah. Namun ternyata kini Pegadaian bukan sekedar menggantungkan pada bisnis gadai.
Pegadaian sudah masuk ke bisnis lain di luar bisnis gadai, seperti pembiayaan mikro, investasi emas, pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor (KKB), jasa remitansi dan jasa pembayaran tagihan, dan jasa lab gemoligi. Pegadaian tak sekedar mengandalkan bisnis gadai, dengan berbagai pengembangan bisnis.
Terlebih saat ini sedang trend batu akik, Pegadaian memiliki jasa lab gemologi. Dengan jasa lab gemologi Pegadaian bisa memeriksa keaslian batu akik dan menerbitkan sertifikat keaslian. Tentu saja biaya pemeriksaan batu akik di lab Pegadaian terjangkau.
Pegadaian tak mau kalah dengan minimarket, Pegadaian menyediakan jasa pembayaran tagihan. Selain itu juga Pegadaian memiliki aplikasi Pegadaian Mobile, aplikasi ini masyarakat dapat ikut menjual pulsa, menjual voucher game online dan membayar tagihan bagi masyarakat yang menjadi mitra Pegadaian.
Yang terlebih menarik bagi saya adalah bisnis investasi emas dari Pegadaian. Pegadaian memiliki layanan di produk investasi emas, yaitu: arisan emas dan konsinyasi emas. Arisan seperti yang dilakukan namun yang menjadi berbeda, saat mengocok arisan yang didapatkan adalah emas bukan uang. Prosedurnya peserta arisan mendaftarkan diri dan menyetorkan sejumlah harga emas yang berlaku saat itu, dengan minimal peserta 6 orang bisa dengan uang muka hanya 10%.
Produk lain yang menarik dan baru saya ketahui adalah, produk konsinyasi emas ternyata sudah mendapatkan penghargaan BUMN Innovation Awards 2013. Skemanya emas yang kita beli di Pegadaian menjadi stok emas, yang kan dijual kembali oleh Pegadaian, jika ada orang lain yang ingin membeli emas. Saat itu juga emas kita laku, kita mendapatkan bagi hasil dari Pegadaian dan kita dibelikan kembali emas terbaru. Skema yang cukup menarik dan sepertinya menguntungkan ya.
Ternyata juga menurut bapak Damar, selaku GM bidang emas Pegadaian, "Harga buyback dari emas yang dibeli di Pegadaian sebesar 97%, sedikit lebih tinggi dibandingkan ANTAM sebesar 95%". Tentunya semua program dari Pegadaian diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BPK, BPKP dan DPS untuk produk syariah. Semoga saja BUMN lain juga bisa terus berinovasi lewat pengembangan produk-produknya seperti Pegadaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar