Gaya hidup sehat ternyata murah, salag satu pendapat masyarakat Indonesia yang menjadi responden survei AIA Healthy Living Index 2018. Pandangan masyarakat Indonesia sudah mulai berubah terhadap makanan sehat, sebesar 73% menyatakan makan sehat itu murah, dan 78% makanan sehat mudah didapatkan. Hal itu merupakan wujud dari tingkat kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kesehatan meningkat.
PT AIA Financial menyampaikan hasil riset AIA Healthy Living Index 2018 pada acara AIA Healthy Living Day. AIA Healthy Living Index sudah dilakukan sejak 2011, merupakan edisi keempat yang diterbitkan pada AIA Healthy Living Index 2018. Di Indonesia survei diikuti 750 orang Indonesia dengan usia lebih dari 18 tahun.
Metodologi AIA Healthy Living Index 2018
Survey AIA Healthy Living Index 2018 dilakukan terhadap 11.000 responden, berusia 18 tahun ke atas dari 16 negara, termasuk 750 responden dari Indonesia. Ke-16 negara tersebut adalah Australia, Kamboja, China daratan, Hong Kong, India, Indonesia, Korea, Macau, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Metode survei dilakukan dalam tiga cara yaitu wawanca melalui online, tatap muka secara langsung dan melalui telepon.
Pada awal acara AIA Healthy Living Day peserta yang hadir diberikan sebuah pertanyaan yang menohok, "Dalam seminggu berapa kali rutin dalam berolahraga?". Tentu saja sebagian besar peserta yang hadir, rata-rata hanya menjawab sekitar 1-2 kali per minggu rutin berolahraga.
Tujuan Survei AIA Healthy Living Index 2018
Bu Kathryn Monika Parapak, Head of Brand and Communication, PT AIA Financial menyampaikan, AIA Healthy Living Index adalah survei yang dilakukan di Asia Pasifik, mengetahui pandangan masyarakat mengenai kesehatan dan harapan mereka untuk hidup yang lebih baik.
Melalui survei tersebut diharapkan #HealthyLivingDay #AIAIndonesia dapat memahami tren kesehatan saat ini sehingga, dapat membantu masyarakat hidup lebih sehat, lebih lama dan lebih baik. Survei ini juga menjadi dasar pendekatan AIA dalam pengembangan produk dan layanan, serta berbagai inisiatif untuk memotivasi masyarakat menjalankan pola hidup sehat.
Indonesia dalam AIA Healthy Living Index 2018
Berdasarkan hasil survei AIA Healthy Living Index 2018 sebanyak 96% orang Indonesia merasa puas dengan kesehatannya. Sebesar 30% masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk menurunkan berat badan, tetapi aktivitas hidup sehat yang dijalankan selama 4 minggu terakhir malahan menurun. Waktu tidur orang Indonesia semakin membaik, terjadi kenaikan waktu 1,2 jam pada tahun 2018.
Dalam penggunaan biaya kesehatan, masyarakat Indonesia 50% menyatakan membeli makanan sehat, 33% melakukan medical check-up, dan 5% menggunakannya untuk biaya olahraga. Ada lima alasan tertinggi penyebab orang Indonesia mengonsumsi makanan sehat: terlihat lebih menarik, memiliki lebih banyak energi, mengurangi risiko penyakit kritis, hidup lebih lama, dan mengurangi risiko penyakir umum.
Masyarakat Indonesia Kurang Suka Berolahraga
Namun, hal yang cukup mengejutkan masyarakat Indonesia kurang suka berolahraga, durasi olahraga masyarakat Indonesia sekitar 2,2 jam. Sebanyak 90% responden menyatakan olahraga memerlukan banyak waktu dan 10% menyatakan olahraga membutuhkan biaya yang cukup banyak.
Ada lima pendapat penyebab masyarakat Indonesia berolaharga: senang melakukannya, menurunkan berat badan, memiliki energi lebih besar, menguransi risiko terkena penyakit kritis, dan hidup lebih lama. Namun, ada juga lima alasan orang Indonesia berhenti berolahraga: membutuhkan banyak usaha, lebih memilih melakukan hal lain, tidak bisa dilakukan di rumah, membutuhkan waktu untuk keluar rumah dan merasa tidak efektif.
Masyarakat Indonesia tidak banyak yang menggunakan Activity Tracker (aplikasi, smartwatch, sportwatch, dan smartband), hanya sebesar 3% dan merupakan terendah kedua di Asia Pasifik. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa harga Activity Tracker terlalu mahal.
Kecemasan Masyarakat Terhadap Penyakit Kritis
Sebanyak 87% masyarakat menyatakan sangat khawatir dengan biaya medis untuk pengobatan penyakit kritis, tertinggi kedua dibandingkan negara lain di Asia Pasifik. Ada tiga jenis penyakit, yaitu kanker, jantung, dan diabetes yang dianggap perkiraan biaya pengobatan penyakit akan menyebabkan dampak serius pada keuangan.
Dalam pembiayaan penyakit (kanker, sakit jantung, dan diabetes) masyatakat Indonesia memilih: 76% mengharapkan bantuan biaya pengobatan dari pemerintah, 31% membayar dengan dana tabungan sendiri, dan 28% menggunakan asuransi yang direncanakan.
Trend Konsultasi Kesehatan Berbasis Teknologi
Kesadaran untuk melakukan medical check (2018) meningkat menjadi 49% dibandingkan sebelumnya 34 pada tahun 2016. Alasan yang dikemukakan masyarakat tidak melakukan medical check up, yaitu: 52% merasa sehat, 49% alasan biaya, 26% takut dengan hasil medical check up, 23% membutuhkan waktu, dan 10% yakin tidak memiliki risiko penyakit serius.
Sebagian besar masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan konsultasi dengan cara 94% konsultasi tatap muka dengan dokter dan 6% konsultasi melalui telepon/internet. Namun 56% dari masyarakat yang konsultasi tatap muka dengan dokter, memilih menggunakan fasilitas kesehatan gratis walaupun harus menunggu lama.
Melalui hasil survei AIA Healthy Living Index 2018 diharapkan masyakat bisa lebih sadar terhadap kesehatan. Sesuai dengan tujuan #HealthyLivingDay #AIAIndonesial agar masyarakat bisa lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik. Kenal lebih dekat dengan AIA Indonesia melalui media sosial di Instagram @aiaindonesia dan akun Facebook https://www.facebook.com/AIAIndonesia
Gaya Hidup Sehat Hasilnya Tidak Instan
dr. Raissa E. Djuanda M.Gizi, Sp.GK, menyampaikan peningkatan trendnobesitas yang berkembang di masyarakat, tingkat obesitas meningkat mencapat 40,4% masyarakat Indonesia: 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki di Indonesia mengalami kelebihan berat badan. Hal itu berpotensi memicu adanya penyakit-penyakit kronis, berawal dari berat badan yang berlebih.
Hasil dari gaya hidup sehat hasilnya tidak instan, minimal perlu waktu 3 bulan baru terlihat perubahannya dan pola hidup sehat harus dilakukan seumur hidup Konsumsi makann dengan gizi seimbang, dalam satu piring terdapat 1/2 sayur dan buah, 1/4 karbohidrat, dan sisanya lauk. Kurangi GGM (Gula Garam dan Lemak) yang akan menyebabkan penyakit kronis tersebut.
Olahraga Bersama Lebih Menyenangkan
Laila Munaf, instruktur zumba dan owner Sana Studio menanggapi, hasil survey dari#HealthyLivingDay #AIAIndonesia hanya 5% orang yang menyisihkan dana untuk olahraga, harapannya masyarakat banyak berolahraga di tempat, selain di gym atau studi, seperti: berlari dan berenang.
Berolahraga beramai ramai lebih menyenangkan karena mendapatkan energi positif dan dapat motivasi. Sehingga terpacu karena melihat instrukturnya terlihat bugar dan fit. Trend masyarakat mulai sadar pentingnya berolahraga ditunukan dengan semakin banyaknya gym dan studio.
Tidak hanya sekedar mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya hidup sehat, pada AIA Healthy Living Day rekan-rekan blogger dan jurnalis juga diajak untuk mengikuti sesi Zumba. Saya turut serta mengikuti zumba, ternyata memang menyenangkan berolahraga secara beramai-ramai bersama.
AIA Healthy Living Day di Jakarta |
PT AIA Financial menyampaikan hasil riset AIA Healthy Living Index 2018 pada acara AIA Healthy Living Day. AIA Healthy Living Index sudah dilakukan sejak 2011, merupakan edisi keempat yang diterbitkan pada AIA Healthy Living Index 2018. Di Indonesia survei diikuti 750 orang Indonesia dengan usia lebih dari 18 tahun.
Metodologi AIA Healthy Living Index 2018
Survey AIA Healthy Living Index 2018 dilakukan terhadap 11.000 responden, berusia 18 tahun ke atas dari 16 negara, termasuk 750 responden dari Indonesia. Ke-16 negara tersebut adalah Australia, Kamboja, China daratan, Hong Kong, India, Indonesia, Korea, Macau, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Metode survei dilakukan dalam tiga cara yaitu wawanca melalui online, tatap muka secara langsung dan melalui telepon.
Pada awal acara AIA Healthy Living Day peserta yang hadir diberikan sebuah pertanyaan yang menohok, "Dalam seminggu berapa kali rutin dalam berolahraga?". Tentu saja sebagian besar peserta yang hadir, rata-rata hanya menjawab sekitar 1-2 kali per minggu rutin berolahraga.
Tujuan Survei AIA Healthy Living Index 2018
Bu Kathryn Monika Parapak, Head of Brand and Communication, PT AIA Financial menyampaikan, AIA Healthy Living Index adalah survei yang dilakukan di Asia Pasifik, mengetahui pandangan masyarakat mengenai kesehatan dan harapan mereka untuk hidup yang lebih baik.
Hasil Survei AIA Healthy Living Index 2018 |
Melalui survei tersebut diharapkan #HealthyLivingDay #AIAIndonesia dapat memahami tren kesehatan saat ini sehingga, dapat membantu masyarakat hidup lebih sehat, lebih lama dan lebih baik. Survei ini juga menjadi dasar pendekatan AIA dalam pengembangan produk dan layanan, serta berbagai inisiatif untuk memotivasi masyarakat menjalankan pola hidup sehat.
Indonesia dalam AIA Healthy Living Index 2018
Berdasarkan hasil survei AIA Healthy Living Index 2018 sebanyak 96% orang Indonesia merasa puas dengan kesehatannya. Sebesar 30% masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk menurunkan berat badan, tetapi aktivitas hidup sehat yang dijalankan selama 4 minggu terakhir malahan menurun. Waktu tidur orang Indonesia semakin membaik, terjadi kenaikan waktu 1,2 jam pada tahun 2018.
Dalam penggunaan biaya kesehatan, masyarakat Indonesia 50% menyatakan membeli makanan sehat, 33% melakukan medical check-up, dan 5% menggunakannya untuk biaya olahraga. Ada lima alasan tertinggi penyebab orang Indonesia mengonsumsi makanan sehat: terlihat lebih menarik, memiliki lebih banyak energi, mengurangi risiko penyakit kritis, hidup lebih lama, dan mengurangi risiko penyakir umum.
Masyarakat Indonesia Kurang Suka Berolahraga
Namun, hal yang cukup mengejutkan masyarakat Indonesia kurang suka berolahraga, durasi olahraga masyarakat Indonesia sekitar 2,2 jam. Sebanyak 90% responden menyatakan olahraga memerlukan banyak waktu dan 10% menyatakan olahraga membutuhkan biaya yang cukup banyak.
Ada lima pendapat penyebab masyarakat Indonesia berolaharga: senang melakukannya, menurunkan berat badan, memiliki energi lebih besar, menguransi risiko terkena penyakit kritis, dan hidup lebih lama. Namun, ada juga lima alasan orang Indonesia berhenti berolahraga: membutuhkan banyak usaha, lebih memilih melakukan hal lain, tidak bisa dilakukan di rumah, membutuhkan waktu untuk keluar rumah dan merasa tidak efektif.
Masyarakat Indonesia tidak banyak yang menggunakan Activity Tracker (aplikasi, smartwatch, sportwatch, dan smartband), hanya sebesar 3% dan merupakan terendah kedua di Asia Pasifik. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa harga Activity Tracker terlalu mahal.
Kecemasan Masyarakat Terhadap Penyakit Kritis
Sebanyak 87% masyarakat menyatakan sangat khawatir dengan biaya medis untuk pengobatan penyakit kritis, tertinggi kedua dibandingkan negara lain di Asia Pasifik. Ada tiga jenis penyakit, yaitu kanker, jantung, dan diabetes yang dianggap perkiraan biaya pengobatan penyakit akan menyebabkan dampak serius pada keuangan.
Dalam pembiayaan penyakit (kanker, sakit jantung, dan diabetes) masyatakat Indonesia memilih: 76% mengharapkan bantuan biaya pengobatan dari pemerintah, 31% membayar dengan dana tabungan sendiri, dan 28% menggunakan asuransi yang direncanakan.
Trend Konsultasi Kesehatan Berbasis Teknologi
Kesadaran untuk melakukan medical check (2018) meningkat menjadi 49% dibandingkan sebelumnya 34 pada tahun 2016. Alasan yang dikemukakan masyarakat tidak melakukan medical check up, yaitu: 52% merasa sehat, 49% alasan biaya, 26% takut dengan hasil medical check up, 23% membutuhkan waktu, dan 10% yakin tidak memiliki risiko penyakit serius.
Sebagian besar masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan konsultasi dengan cara 94% konsultasi tatap muka dengan dokter dan 6% konsultasi melalui telepon/internet. Namun 56% dari masyarakat yang konsultasi tatap muka dengan dokter, memilih menggunakan fasilitas kesehatan gratis walaupun harus menunggu lama.
Melalui hasil survei AIA Healthy Living Index 2018 diharapkan masyakat bisa lebih sadar terhadap kesehatan. Sesuai dengan tujuan #HealthyLivingDay #AIAIndonesial agar masyarakat bisa lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik. Kenal lebih dekat dengan AIA Indonesia melalui media sosial di Instagram @aiaindonesia dan akun Facebook https://www.facebook.com/AIAIndonesia
Gaya Hidup Sehat Hasilnya Tidak Instan
dr. Raissa E. Djuanda M.Gizi, Sp.GK, menyampaikan peningkatan trendnobesitas yang berkembang di masyarakat, tingkat obesitas meningkat mencapat 40,4% masyarakat Indonesia: 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki di Indonesia mengalami kelebihan berat badan. Hal itu berpotensi memicu adanya penyakit-penyakit kronis, berawal dari berat badan yang berlebih.
Hasil dari gaya hidup sehat hasilnya tidak instan, minimal perlu waktu 3 bulan baru terlihat perubahannya dan pola hidup sehat harus dilakukan seumur hidup Konsumsi makann dengan gizi seimbang, dalam satu piring terdapat 1/2 sayur dan buah, 1/4 karbohidrat, dan sisanya lauk. Kurangi GGM (Gula Garam dan Lemak) yang akan menyebabkan penyakit kronis tersebut.
Olahraga Bersama Lebih Menyenangkan
Laila Munaf, instruktur zumba dan owner Sana Studio menanggapi, hasil survey dari#HealthyLivingDay #AIAIndonesia hanya 5% orang yang menyisihkan dana untuk olahraga, harapannya masyarakat banyak berolahraga di tempat, selain di gym atau studi, seperti: berlari dan berenang.
Berolahraga beramai ramai lebih menyenangkan karena mendapatkan energi positif dan dapat motivasi. Sehingga terpacu karena melihat instrukturnya terlihat bugar dan fit. Trend masyarakat mulai sadar pentingnya berolahraga ditunukan dengan semakin banyaknya gym dan studio.
Tidak hanya sekedar mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya hidup sehat, pada AIA Healthy Living Day rekan-rekan blogger dan jurnalis juga diajak untuk mengikuti sesi Zumba. Saya turut serta mengikuti zumba, ternyata memang menyenangkan berolahraga secara beramai-ramai bersama.
Komentar
Posting Komentar