Langsung ke konten utama

Kisah dibalik Proses Seleksi Finalis 11th SATU Indonesia Awards 2020

Masa depan bangsa ditentukan oleh anak-anak muda yang semangat dan berkontribusi positif kepada masyarakat yang ada di sekitarnya, melalui program yang mereka lakukan. Sejalan dengan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 yang merupakan program apresiasi kepada anak muda Indonesia dengan program inspiratif dan membawa manfaat pada lingkungan dan masyarakat sekitar.

Ada lima bidang dalam SATU Indonesia Awards 2020, yaitu: kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Proses pendaftaran sudah dibuka sejak awal Maret 2020 dengan beberapa juri sebagai berikut:

1. Prof. Emil Salim, Dosen Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Indonesia

2. Prof. Nila Moeloek, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

3. Prof. Fasli Jalal, Rektor Universitas YARSI & Guru Besar Universitas Negeri Jakarta

4. Ir. Tri Mumpuni, Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA)

5. Onno W. Purbo Ph.D, Pakar Teknologi Informasi

6. Toriq Hadad, Presiden Direktur PT Tempo Inti Media Tbk

7. Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs Astra

8. Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications Astra

9. Dian Sastrowardoyo, Pegiat Seni

10. Billy Boen, Pendiri Young On Top

Pada Selasa, 6 Oktober 2020 berlangsung  Press Conference 11th SATU Indonesia Awards 2020 secara virtual. Beberapa juri menjelaskan proses pencarian finalis dan adanya kategori baru. 

Bu Tri Mumpuni, Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) menjelaskan  kriteria finalis SATU Indonesia Awards 2020 adalah konsisten, mampu bertahan baik dengan/tanpa adanya dukungan, menjawab persoalan sosial, dan memberikan kontribusi terhadap masalah nasional, bahkan internasional, serta programnya memiliki nilai orisinalitas.



Pak Billy Boen, Pendiri Young On Top menjelaskan kriteria finalis yang memiluki kredibilitas yang baik. Selain itu program yang dilakukan harus sustain, lalu seberapa kuat mental saat tidak mendapatkan dukungan, dan konsisten dalam memberikan sumbangsih.


Pak Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs Astra berkata melalui SATU Indonesia Awards 2020, diharapkan masyarakat dapat semakin mengehui kontribusi dan dampak lebih besar program dari para finalis. Astra bekerjasama dengan berbagai pihak dengan untuk program lanjutan, yaitu Kampung Berseri Astra. 



SATU Indonesia Awards awalnya hanya diikuti 120 peserta, hingga tahun ini mencapai 10.036, atau naik 15,9%. Tujuan SATU Indonesia Awards untuk menemukan "mutiara" Indonesia. Namun, adanya pandemi membuat pencarian dilakukan secara online. Pada SATU Indonesia Awards 2020 ada tambahan kategori khusus, yaitu: Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19

Astra dibantu oleh IDN Times, Tempo, dan Kumparan untuk memudahkan juga dalam penilaian oleh para dewan juri. Para peserta setidaknya sudah melalukan kegiatannya selama dua tahun dengan usia maksimal 35 tahun, dan belum menerima penghargaan. Hingga akhirnya juri menerima 100 peserta yang sudah memenuhi kriteria.

Kemudian proses seleksi dari 100 peserta menjadi 60 peserta tidah mudah, ada kriteria motivasi peserta yang jelas dan tanpa pamrih. Selain itu harus memiliki kemampuan menulis yang baik, jago berbicara, dan jago di lapangan. Hal itu divalidasi oleh tim Astra dengan kunjungan lapangan, sehingga akhirnya terpilih 24 besar finalis yang dikirim kemudian dikirimkan tim untuk melakukan dokumentasi video.

Kontribusi yang diberikan anak-anak muda finalis diharapkan semakin terekspos dan diketahui masyarakat. Inpirasi anak-anak muda diharapkan membuat anak muda lain terinspirasi, sehingga semakin banyak yang melakukan sesuatu, tidak hanya bermimpi.

Pada SATU Indonesia Awards 2020 sudah mulai menggunakan Artificial Intelligence (AI), kemudian diverifikasi secara manual. Hal ini yang menjadi hal baru, selain tantangan menemukan para peserta anak muda inspiratif secara virtual. Penggunaan AI akan digunakan selanjutnya untuk memudahkan proses seleksi peserta.

Setelah melalui lima bulan masa penjaringan anak muda yang telah berkontribusi untuk bangsa, dewan juri telah menetapkan 23 peserta finalis yang dapat melanjutkan proses penjaringan tahap akhir untuk menentukan sosok penerima apresiasi 11th SATU Indonesia Awards 2020.

Inilah 23 Finalis SATU Indonesia Awards 2020:

Finalis di bidang kesehatan:

1. Pencegah Stunting di Pedalaman Papua Barat, Johan A. Rahman dari Sorong, Papua Barat

2. Pengedukasi Hak Kesehatan Seksual Anak, Mariana Yunita Hendriyani Opat dari Kupang, Nusa Tenggara Timur

Finalis di bidang pendidikan:

3. Petualang Edukasi bagi Daerah Terpencil, Alfin Anwar dari Tolitoli, Sulawesi Tengah

4. Pendongeng Kreatif untuk Anak Maluku, Eklin Amtor de Fertes dari Ambon, Maluku

Finalis di bidang lingkungan

5. Penggagas Kelompok Santri Tani Milenial, Rizki Hamdani dari Jombang, Jawa Timur

6. Penjaga Laut dari Desa Batu Putih, Umar Dani dari Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat

Finalis di bidang kewirausahaan:

7. Penjahit Asa Perempuan Dari Kota Padang, Elsa Maharani dari Padang, Sumatra Barat

8. Penyejahtera Petani Kopi Desa Mulyorejo, Samsul Hadi Saputra dari Jember, Jawa Timur

Finalis di bidang teknologi:

9. Pelacak Ikan Berbasis Navigasi, I Gede Merta Yoga Pratama dari Gianyar, Bali

10. Penggagas goUNBK, Sahabat Ujian Siswa, Maman Sulaeman dari Pekalongan, Jawa Tengah

Serta finalis dari kategori kelompok:

11. Penyambung Listrik Daerah Membutuhkan, Irvan Hermala dari DKI Jakarta

12. Pendamping Petani Berbasis Teknologi, Muhammad Aria Yusuf dari DKI Jakarta

Pada tahun ini, Astra menambahkan kategori khusus untuk mengapresiasi para pejuang tanpa pamrih di masa pandemi COVID-19.

Pada kategori khusus ini terdapat 11 finalis, yaitu:

1. Pendeteksi Risiko COVID-19 Lewat Aplikasi EndCorona, Arya Ananda Indrajaya Lukmana dari Cilegon, Banten.

2. Distributor Pangan bagi Kaum Membutuhkan, Dedhy Bharoto Trunoyudho, Surabaya, Jawa Timur.

3. Perangkul Guru Majukan Kualitas Pembelajaran, Galih Suci Pratama dari Semarang, Jawa Tengah.

4. Sang Garda Terdepan COVID-19, Ika Dewi Maharani dari Surabaya, Jawa Timur.

5. Penggagas Telemedicine #Say-doc, Imam Syaifulloh dari Cilacap, Jawa Tengah.

6. Penata Panggung Tanggap COVID-19, Muhammad Zidny Kafa dari Bantul, DI Yogyakarta

7. Sahabat Ibu Rumah Tangga Dari Kota Makassar, Muthmainnah Bahri dari Makassar, Sulawesi Selatan

8. Penggagas The Cube Virtual Space, Rega Oktaviana dari Bandung, Jawa Barat.

9. Penggandeng UMKM Kuliner Yogyakarta, Revo Suladasha dari Yogyakarta, DI Yogyakarta

10. Pemerhati Anak Berkebutuhan Khusus, Yuli Yanika dari Medan, Sumatra Utara

11. Pemberdaya UMKM Lokal Lewat Zakat, Zulrifan Noor dari Tabalong, Kalimantan Selatan

Masyarakat dapat turut memberikan dukungan kepada satu finalis favorit dari 23 finalis tersebut melalui voting online yang telah dimulai pada 5 Oktober hingga 11 Oktober 2020 melalui http://www.satu-indonesia.com/SIA2020vote.

Finalis favorit terpilih berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta, sedangkan untuk penerima apresiasi 11th SATU Indonesia Awards 2020 tingkat nasional akan mendapat dana pembinaan Rp60 juta dan pembinaan kegiatan yang dapat dikolaborasikan dengan kontribusi sosial berkelanjutan Astra, yakni Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra. Ada pula penerima apresiasi 11th SATU Indonesia Awards 2020 tingkat provinsi.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pemberian apresiasi 11th SATU Indonesia 2020 akan dilaksanakan secara virtual melalui channel YouTube SATU Indonesia. Tidak hanya saat penyerahan apresiasi, pada proses pendaftaran, penjaringan, penjurian telah dilaksanakan juga secara virtual.

Sebagai bentuk komitmen Astra bersungguh-sungguh mencari anak-anak muda berprestasi yang tersebar di seluruh pelosok negeri, Astra berkolaborasi dengan mitra lintas bidang yang memiliki semangat sejalan dengan Astra untuk menggerakkan generasi muda Indonesia memajukan bangsa.

Untuk tahun ini, Astra kembali menggandeng Tempo, Antara, dan Kumparan sebagai mitra penjaringan para finalis. Serta pertama kalinya Astra bekerjasama dengan Young On Top dan IDN Times untuk menjaring lebih banyak anak muda yang berkontribusi positif. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transfer Berbeda Bank, Tak Kunjung Sampai? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Proses transfer berbeda bank berapa lama ya? Pertanyaan yang kerap kali ditanyakan kepada saya. Terlebih bagi freelancer termasuk saya, momen menunggu pembayaran dari pemberi kerja adalah momen menegangkan. Kabar dari bagian keuangan perihal dimulai proses pembayaran, bagaikan menemukan oase di tengah padang gurun yang gersang. Namun, setelah ditunggu-tunggu seraya, memerika mutasi rekening. Kerapkali berujung pada di-PHP-in. Katanya sudah ditransfer, kok belum masuk juga ya? Jangan-jangan bagian keuangannya belum memproses. Perasaan menjadi gundah gulana dan galau, tagihan sudah "mengantri" untuk dibayarkan. Namun, apa daya saldo di rekening tabungan belum bertambah. Sampai suatu hari, saya mengujungi salah bank yang ada di Mal Kota Kasablanka. Untuk melakukan pencetakan buku tabungan. Saya masuk ke bank, satpam meminta saya mengambil nomor antrian. Saya duduk dan menunggu nomor dipanggil. Tiba saat nomor antrian saya dipanggil, saya menuju petugas teller. Saya se

Mencoba Kartu Flazz BCA JakLingko, Tarif Rp5.000 Transjakarta dalam Tiga Jam

Akhirnya tersedia juga kartu Flazz BCA edisi JakLingko. Untuk yang belum tahu, sistem JakLingko memberikan tarif penggunaan Transjakarta maksimal Rp5.000 dalam tiga jam. Selain Flazz BCA sebelumnya sudah tersedia kartu JakLingko kerjasama dengan bank lainnya. Kartu JakLingko Flazz BCA Selain dapat digunakan pada bus Transjakarta, kartu JakLingko dapat digunakan pada angkot atau mikrotrans di Jakarta. Tinggal tap in dan tap out pada alat tap.  Untuk mendapatkan kartu JakLingko Flazz BCA, saya menemukannya tersedia pada vending machine. Harga kartu Flazz BCA JakLingko sebesar Rp40ribu dengan isi saldo Rp15ribu. Pembayaran dapat dilakukan dengan scan QRIS dan uang tunai. Perjalanan saya dimulai dari Kota Tangerang menuju Jakarta menggunakan bus tujuan Poris-Bundaran Senayan. Durasi perjalanan berlangsung sekitar satu jam. Saya turun di halte Gelora Bung Karno, kemudian naik bus tujuan Kota dan turun di halte Bendungan Hilir. Perjalanan berlangsung sekitar sepuluh menit. Saat tap out dike

Apa Perbedaan Tahapan dan Tahapan Expresi?

Tahapan dan Tahapan BCA keduanya produk rekening Tabungan BCA. Namun apa saja perbedaan antara Tahapan dan Tahapan Expresi? Setelah saya mencari-cari informasi dari berbagai sumber, ini dia ternyata perbedaan rekening Tahapan dan Tahapan Expresi: 1. Setoran Awal Setoran awal Tahapan BCA minimal 500 ribu (lumayan besar ya) dan Tahapan Xpresi minimal 50 ribu ( ini lebih sesuai dengan kantong). 2. Jenis Kartu ATM yang Diberikan Kartu ATM Tahapan tersedia dalam 3 (tiga) pilihan, yaitu: Silver, Gold dan Platinum. Setiap kartu berbeda limit transaksinya. Kalau Tahapan Xpresi BCA kartu ATMnya terdiri dari berbagai pilihan multidesain dan juga bisa menggunakan foto pribadi. Kan seru nih kartu ATMnya ada foto sama teman, keluarga atau pacar (abaikan yang terakhir). Saat ini baru bisa pakai desain multidesain di cabang tertentu dan My BCA. Kalau pakai kartu ATM Tahapan Xpresi pernah mau pakai bayar di kasir supermarket dan kartunya ditolak. Katanya sih desain kartunya kok beda, setela